Buku Sastra Yang Cocok Untuk Pemula
Buku Sastra Yang Cocok Untuk Pemula – Membaca mungkin kurang menarik bagi sebagian orang. Apalagi zaman dan teknologi yang semakin berkembang lambat laun mengubah gaya hidup manusia. Seperti halnya sastra ini, berkembang pesat pada tahun 1950-an, namun pertumbuhannya tidak sebaik dan se-kekinian di era modern.
Buku Sastra Yang Cocok Untuk Pemula
rryalsrussell – Citraan bahwa sastra disamakan dengan membaca intensif masih tertanam kuat dalam mentalitas masyarakat awam, khususnya generasi muda. Sastra sendiri biasanya mengutamakan keindahan bahasa sehingga menyentuh jiwa terdalam pembacanya. Namun tidak jarang orang mengatakan bahwa keindahan bahasa sastra sulit untuk dipahami.
Namun, terlepas dari semua itu, membaca literatur dapat mengalihkan pikiran Anda sejenak dari keburaman dunia Kuiperian yang nyata. Misalnya, ketika Anda mempelajari sebuah buku sastra, Anda secara tidak langsung akan tertarik pada isi plot buku tersebut dan teralihkan dari kehidupan nyata, yang bisa jadi membosankan.
1. Negeri Umat Manusia – Pramoedya Ananta Toer
Salah satu karya tetralogi penulis legendaris Pram yang berjudul Negeri Umat Manusia sangat menarik untuk dibaca. Tentu saja perlu konsentrasi ekstra untuk memahami isi ceritanya, namun dijamin begitu Anda memahami isi ceritanya, buku ini akan membuat Anda jatuh cinta dan lari ke toko buku atau perpustakaan untuk mendapatkannya terlebih dahulu. untuk lebih. karya sastra tetralogi Buru.
Negeri Umat Manusia sendiri merupakan buku pertama dalam Tetralogi Kuartet Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Pram menulisnya saat berada di pengasingan di Pulau Buru. Melalui The Land of Mankind, pembaca dapat mengetahui situasi dan kondisi masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Selain itu, ia juga belajar memperjuangkan keadilan, apapun bahayanya. Lucunya pelajaran sejarah dikemas dalam kisah romantis antara tokoh utama fiksi yaitu Minke dan Annelies.
baca juga : Rekomendasi Buku Horor Yang Mengejutkan Pembaca
2. Rectoverso – Dee Lestari
Dalam karya kelima Dee Lestari yang bertajuk Rectoverso, Dee memaparkan kemungkinan evaluasi karyanya yang berisi kumpulan 11 cerita atau album berisi 11 lagu. Keduanya bisa dinikmati secara terpisah, namun akan lebih nikmat jika dipadukan. Seperti biasa, Dee selalu menampilkan gaya bicaranya yang unik. Puitis, mudah ditafsirkan, namun tetap menyentuh.
3. Pioggia di June – Sapardi Djoko Damono
Sebelum filmnya tayang di layar lebar, kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono berjudul Pioggia di June yang terbit tahun 1994 sudah lebih dulu populer. Penulis besar dan berprestasi Indonesia ini mengolah kumpulan puisinya menjadi sebuah novel.
Rain in June versi baru ini juga menceritakan kisah cinta antara Sarwono dan Pingkan dalam konteks perbedaan latar belakang budaya, suku, dan agama. Kisah klasik yang disajikan secara modern, alur cerita yang mudah diikuti, kata-kata yang sederhana namun mendalam, serta kisah romantis yang realistik (terasa nyata). Novelnya tidak tebal, hanya 135 halaman. Setelah membaca novel ini, mungkin Anda ingin membaca seluruh puisi Sapardi Djoko Damonos.
4. Pertanyaan Cinta – Seno Gumira Ajidarma
Walaupun tema karya sastra Seno Gumira Ajidarma bersifat universal, klise dan mudah dipahami yaitu cinta. Namun kumpulan cerita prosa pendek indah berjudul Pertanyaan Tentang Cinta karya Seno Gumira Ajidarma akan membawa pembacanya pada sisi gelap cinta. Dengan gaya bahasa dan narasinya yang sederhana dan indah, Seno Gumira Ajidarma “mengajarkan” psikologi cinta, yang bukan sekadar cinta. Ada juga hati, pengkhianatan, keserakahan dan cinta yang tersembunyi.
5. I – Sjuman Djaya
Buku yang terbit awal tahun 2000an ini patut disyukuri oleh penulis AADC, karena bisa dibilang 80% filmnya memuat buku karya Sjuman Djaya . . . Bukunya laris manis di pasaran.
Buku berjudul “Aku” sendiri merujuk pada sosok nyata penyair legendaris Indonesia Chairil Anwar. Dengan berkisah tentang masa muda sang penyair, Sjuman Djaya mencoba memperkenalkan sosok Çairil kepada masyarakat termasuk keindahan prosa Çairil.
6. Kisah Dua Kota – Charles Dickens
Novel yang diterbitkan pada tahun 1859 ini terjual 200 juta kopi di seluruh dunia pada masanya. Angka ini luar biasa pada saat itu, Quiperian. Singkatnya, novel ini berlatar di London dan Paris sebelum dan selama Revolusi Perancis. Seru sekali, membaca novel sastra ini seperti menonton film Hollywood. Novel ini sendiri berkisah tentang nasib para petani Perancis pada tahun-tahun sebelum revolusi. Kebrutalan yang ditunjukkan kaum revolusioner tergambar jelas dalam kisah novel ini, dengan kisah-kisah tentang kehidupan sosial di London pada periode yang sama.
baca juga : Memahami Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. Dan Tidak Ada Seorang Pun – Agatha Christie
Novel yang bercerita tentang anak kulit hitam ini sangat menarik untuk disimak. Novel ini bercerita tentang 10 anak kulit hitam yang menghilang satu per satu. Apa alasan mereka menghilang? Jadi segera cari bukunya di toko buku terdekat, Quipperienne!
8. Singa, penyihir, dan lemari – C.S. Lewis
Novel fantasi sastra ini ditulis oleh C. S. Lewis. Judul buku edisi bahasa Indonesia ini adalah Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari. Buku ini ditulis pada tahun 1950 dan bertemakan tahun 1940-an. Buku ini merupakan yang pertama ditulis dalam seri tujuh Chronicles of Narnia. Jadi buat Quipperians pecinta fiksi ilmiah wajib banget baca buku ini, dijamin nggak bakalan bisa lepas dari novel ini.
9. The Hobbit – J.R.R Tolkien
Pasti banyak Quipperian yang sudah mengetahui film The Hobbit dan sudah mengetahui karakter-karakter di dalamnya, seperti Frodo Baggins? Nah, buku ini merupakan pendahulu dari Lord of the Rings yang juga syutingnya pada tahun 2012-2014. Kisah-kisah yang dihadirkan J.R.R Tolkien membuat Anda berpikir dan membayangkan tinggal di Shire. Kalaupun sudah nonton filmnya, sebaiknya tetap baca novel yang laris
10. Casa – Leila S. Chudori
Jika para Quipperian ingin tahu lebih banyak tentang era revolusi Indonesia dan sejarah, novel sastra karya Leila S. Chudori berjudul Pulang adalah novel yang wajib Anda baca. Berlatar belakang sejarah Revolusi Indonesia tahun 1965, akan membuat Anda memahami apa arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Keseruan menggulingkan rezim akan membuat Anda berpikir dengan cara baru tentang sejarah bangsa ini.
.